Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerpen Horor Penghuni Tak Dikenal

Namaku Salsa, aku seorang remaja SMA yang memiliki sedikit teman di sekolahku. Itu semua bukan karena introvert ataupun pemalu, itu semua dikarenakan aku sering pindah-pindah sekolah sambil mengikuti pekerjaan ayahku. Hari ini adalah hari terakhirku di Kota Malang karena rupanya ayahku akan dipindah tugaskan lagi, dan kali ini kami akan pindah ke Surabaya. Aku harap di sekolahku yang baru nanti aku bisa menetap lebih lama dan mendapatkan banyak teman.

Setelah melakukan perpisahan dengan teman-teman di sekolah lamaku, aku dan ayahku akhirnya memutuskan untuk berangkat ke Surabaya menuju apartemen yang telah dibeli ayahku di sana.

"Ayah, tumben kita tinggal di apartemen, apa ayah mendapatkan bonus dari bos ayah?" Tanya Salsa sambil memakan camilan di dalam mobil.

"Bukan kayak gitu Salsa, kebetulan pas ayah lagi cari tempat tinggal buat di Surabaya, muncul iklan ada orang yang jual apartemen murah, kapan lagi coba kita bisa dapet apartemen murah yang tampilannya bagus sama deket kantor ayah," Jawab ayah sambil tertawa.

Awalnya aku berpikir apa benar ayahku bisa dapat apartemen bagus dengan harga yang murah? Tapi setelah aku sampai di apartemen yang ayah ceritakan, yang kami lihat hanyalah sebuah apartemen kumuh yang sangat sepi, bahkan saat kami memasuki apartemennya kami hanya melihat seorang nenek yang berdiri di depan pintu dekat apartemen kami sambil tersenyum kecil.

Cerpen Horor Penghuni Tak Dikenal

"Permisi nek, saya tetangga baru yang tinggal di depan apartemen nenek," Ucap ayahku sambil menganggukan kepala sambil tersenyum pada Si nenek. Tanpa berkata sepatah apapun, Si nenek malah langsung masuk ke apartemennya.

"Ayah bohong, katanya apartemennya bagus. Kok malah gini sihh, mana tetangga kita itu serem banget lagi," kata Salsa sambil menyilangkan tangannya dengan raut wajah yang marah.

"Ya ayah gak tau, orang di iklan gambarnya bagus kok. Udah dapet tempat tinggal saja kita harus bersyukur, kamu lihatkan tadi di jalan banyak orang yang tidur di trotoar?" ucap ayahku sambil masuk ke dalam salah satu kamar sambil membawa koper barang bawaanku.

"Sekarang ini kamar kamu, cepet ganti baju terus tidur, besok bangun pagi terus anterin bingkisan buat nenek di depan apartemen kita," kata ayah sambil keluar kamarku.

Aku yang sudah lelah karena perjalanan panjang kemudian langsung ganti baju untuk beristirahat. Keesokan harinya, aku bangun begitu pagi untuk membantu ayahku membereskan debu di apartemen kami. Setelah merapihkan apartemen kami, ayahku menyuruhku untuk mengantarkan makanan buat nenek yang tinggal di depan apartemen kami.

"Salsa, anterin makanan buat nenek di depan ya, jangan lupa bilang salam dari ayah." ucap ayah sambil menyapu.

"Iya ayah, nanti aku salamin ke Si nenek." Jawab Salsa sambil memakai sepatunya.

Sesampainya di depan pintu apartemen Si nenek, tanpa berpikir panjang aku langsung mengetuk pintunya sambil mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum nenek, assalamu'alaikummm, nek ini saya Salsa, anak yang tadi malam pindah ke apartemen depan apartemen nenek," seru Salsa sambil mengintip di jendela. Salsa yang tidak mendapatkan balasan apapun hanya bisa duduk di teras apartemen Si nenek sambil mendengarkan musik dengan earphone yang dibawanya.

Tiba tiba datang seorang kurir sambil berkata kepada Salsa "oi neng, ngapain duduk di depan apartemen kosong? Nanti diculik hantu loh," Ujar Sang kurir sambil tertawa.

"Hah? apartemen kosong? Lah kemarin aja ada si nenek yang ngintip di jendela sambil tersenyum ke arah aku sama ayahku, kok dia bilang ini apartemen kosong sih," ucap Salsa sambil melepas earphone nya.

Saat dia masih berpikir apa yang dikatakan oleh Sang kurir tadi, tiba-tiba dari dalam apartemen terdengar suara jeritan yang begitu nyaring. Salsa yang mendengar suara tersebut langsung berdiri dan mengetuk pintu apartemen itu sambil berteriak "Ada orang di dalam? Permisi," Kata Salsa sambil ketakutan.

Saat Salsa mengetuk pintu apartemen itu, tiba-tiba pintu itu terbuka dan terlihat nenek yang kemarin malam tersenyum kepada Salsa dengan wajah yang penuh dengan luka yang digerogoti belatung. 

"Cu masuk cu, temani nenek ngobrol sini." Ucap Sang nenek sambil tersenyum dengan menunjukan giginya yang merah seperti darah.

Salsa yang melihat itu tak bisa berkata apa-apa dan langsung pingsan.

"Salsa, bangun Sal, kamu disuruh nganterin makanan malah tidur disini," ucap ayah sambil mencipratkan air ke wajah Salsa.

Salsa yang masih ketakutan langsung memeluk ayahnya sambil menangis. Aku menceritakan semuanya pada ayahku setelah apa yang aku lihat saat itu. Tapi ayahku hanya tertawa dan berkata aku hanya berhalusinasi. Setelah mengalami kejadian menyeramkan itu, aku tidak berani lagi untuk lewat depan apartemen itu, bahkan aku tidak berani melihatnya dari apartemenku. 

Beruntungnya aku setelah seminggu dari kejadian itu ayahku mendapatkan kunci apartemen baru yang diberikan oleh kantornya. Dan akhirnya aku pun bisa bernafas dengan lega tanpa harus ketakutan melihat nenek itu lagi.

Cerpen akan tayang setiap hari Rabu. Mau kirim cerpenmu? Kamu bisa kirim melalui form kontak yang telah disediakan.