Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerpen Kehidupan "Seikat Jiwa Danisa"

Danisa adalah seorang anak yang memiliki asperger syndrome. Ia mempunyai keinginan yang tidak banyak dimengerti orang. Ibunya yang seorang pedagang sayur keliling, juga kadang tidak sepenuhnya mengerti isi kepala Danisa. Hingga suatu hari, Danisa ikut bersama ibunya untuk berdagang sayur keliling. Di tengah ibunya melayani pembeli, sedangkan Danisa sibuk dengan memainkan karet gelang di tangannnya.

Cerpen Kehidupan Seikat Jiwa Danisa

Pembeli: “Makasih ya, Bu.”

Ibu Danisa: “Iya Bu, sama-sama.”

Setelah Ibu Danisa melayani semua pembeli, ia membenahi ikat rambutnya.

Ibu Danisa:  “Aduhhh...Ehhh. Sakit bener pakai ginian nih.” (Sambil membenarkan ikat rambutnya dan mengeluh kesakitan karena menggunakan karet gelang)

Danisa memperhatikan ibunya yang merasa kesakitan, hingga ia melihat sesuatu yang menarik dari anak-anak yang berangkat sekolah. Di samping itu, ibu guru sedang menyambut muridnya di depan sekolah.

Ibu guru: “Selamat Pagi, sudah sarapan?” (Menanyai murid yang datang)

Anak-anak: “Sudah.”

Ibu guru: “Ini berangkatnya bareng semua, tumben. Selamat pagi Talia. Selamat pagi Aura.”

Danisa: (Berdiri melihat anak sekolah dan menghampirinya)

Ibu Danisa: “Danisa, mau kemana? (Memegang tangan Danisa). Eh Danisa mau kemana? Di sini saja sayang, Danisa!”

Danisa: (Berlari menuju sekolah)

Ibu guru: (Penuh tanda tanya) “Eh kenapa?” (Sambil memegang bahu Danisa)

Ibu Danisa: “Danisa, ya ampun.”

Bu guru: “Mau ikut masuk ya ke dalam?”

Ibu Danisa: “Enggak, Bu. Maaf, Bu. Ini tumben-tumbenan si Danisa cengeng, biasanya juga gak apa-apa. Danisa malu dilihatin orang.” (Sambil menarik tangan Danisa)

Ibu guru: “Udah gak apa-apalah, Bu. Danisa, iya udah yuk ikut ke dalam! Main sama Bunda dan teman-teman di kelas. Yuk!”

Saat di dalam kelas

Ibu guru: “Anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru di kelas, namanya Danisa. Tapi sebelum kelasnya dimulai seperti biasa. Yuk, kita berdoa dahulu!”

Ibu guru dan anak-anak: “Aamiin.”

Jam dinding telah menunjukkan pukul 10:04 menandakan waktu istirahat. Semua anak-anak istirahat di luar kelas, sedangkan yang di kelas tersisa bu guru, Danisa, dan Aura. Danisa sedang mengamati Aura dan mendekatinya. Saat bel sekolah berbunyi, Danisa kaget karena bel berbunyi cukup keras. Aura pergi keluar kelas, sedangkan ibu guru yang telah mengamati Danisa merasa kebingungan. Kemudian Danisa dan teman-temannya pergi bermain di luar kelas.

Anak-anak: “Ular naga panjangnya bukan kepayang, berjalan-jalan selalu riang kemari.”

Lalu saat di tengah bermain bersama teman-teman, Danisa menarik ikat rambut dan mengambilnya dari Aura hingga terjatuh. Danisa tersenyum dan senang setelah mendapatkan ikat rambut yang dimiliki Aura.

Ibu guru: “Danisa, nanti kamu minta maaf ya sama Aura! Coba tadi kalau Danisa yang jatuh bagaimana? Sakit kan?”

Danisa: “Sakit, Bu.”

Bu guru: ”Danisa, nanti kamu minta maaf ya sama Aura!” (Sambil memegang kedua bahu Danisa)

Danisa: “Biar mama gak sakit, biar mama gak sakit, biar mama gak sakit.”

Kemudian Danisa menemui Aura dan Danisa Memasang satu per satu karet yang ada di tangannya ke sepatu Aura yang sol sepatu bagian depannya kebuka akibat terjatuh. Hal ini membuat sepatu Aura menjadi lebih baik dan layak dipakai untuk sementara. Aura pun tersenyum dan memberikan ikat rambutnya kepada Danisa. Danisa ingin memberikan ikat rambut tersebut kepada ibunya.

Di saat Ibu Danisa sedang merapikan dagangannya, Danisa datang bersama bu guru. Danisa berlari menghampiri ibunya.

Ibu Danisa: “Danisa....”

Danisa: (Memberikan ikat rambut tadi kepada ibunya sambil tersenyum) “Biar Mama gak sakit.”

Ibu Danisa: “Danisa....” (Melihat Danisa dan mengusap pelan kepala Danisa, ia merasa terharu atas perlakuan anaknya tersebut)

Bu guru yang melihat dari kejauhan tersenyum dan bangga melihat perlakuan Danisa kepada ibunya.

TAMAT

(Cerpen karya Daffa Aulia)

Cerpen akan tayang setiap hari Rabu. Mau kirim cerpenmu? Kamu bisa kirim melalui form kontak yang telah disediakan.